Mengapa dianjurkan Mengkonsumsi Kurma saat Berbuka Puasa

Mumpung momentnya masih bulan Romadhon setelah lama tidak bikin tulisan kali ini kami sajikan sedikit tulisan yang masih berhubungan dengan dunia kesehatan atau terapi. Berhubung momentnya Romadhon maka kali ini kami mengangkat isu tentang Anjuran mengkonsumsi buah kurma saat berbuka puasa.

Bagi sebagian orang terutama kaum Muslim tentu sudah Mahfum dengan Hadits yang menganjurkan berbuka puasa dengan Kurma seperti yang dilakukan Rosululloh SAW. Nah kali ini sedikit dibahas mengapa buah Kurma baik yang masak yang masih segar maupun yang sudah disimpan beberapa lama penting bagi kita saat berbuka.

Kurma mengandung Glukosa yang cukup. Seperti diketahui Glukosa adalah merupakan jenis Gula sederhana dan merupakan senyawa yang paling siap dan mudah untuk dicerna oleh tubuh dalam hal ini diserap oleh usus. Seperti diketahui bahwa setelah berpuasa sekitar 12 jam tubuh tanpa asupan makanan dari luar, memerlukan gula dalam bentuk paling sederhana yang siap dicerna oleh usus dan selanjutnya segera diubah menjadi energi melalui proses siklus Kreb dengan bantuan oksigen.

Kurma juga mengandung serat yang mencukupi yang relatif mudah dicerna oleh usus. Itulah sedikit alasan mengapa Rosululloh menganjurkan berbuka dengan Kurma , semoga bermanfaat!!!

Pemusatan Kekuatan Pikiran (Mind Power) untuk membantu Percepatan Penyembuhan Patah Tulang

Beberapa waktu yang lalu sempat membaca ulang buku tentang pemanfaatan kekuatan pikiran untuk penyembuhan suatu penyakit termasuk permasalahan tulang sekalipun.

Teringat sebuah pengalaman pribadi sekitar tahun 2005-2006 dimana pada waktu itu pagi pagi harus mengejar waktu untuk menuju ke kantor menggunakan sepeda motor. Pada waktu itu ada sebuah truk parkir di sebelah kiri dan berjalan ke depan, mendadak truk memutar berbalik arah, akibatnya kecelakaanpun tidak terhindarkan.

Singkat cerita akhirnya jari kelingking tangan mengalami patah tulang dan dokter menyarankan operasi. Teringat cerita bahwa kalau operasi nanti pasti akan dipasang pen (semacam logam penyambung tulang) dan salah satu efek sampingnya adalah kadang timbul rasa nyeri saat hawa dingin. Akhirnya memberanikan diri bertanya ke dokter bagaimana jika gak usah operasi dan untungnya dokter umum di UGD kenal baik dan diijinkan untuk tidak usah operasi tapi cukup di balut kapas dan perban.

Waktu itu yang bisa dilakukan adalah menjaga diri agar tetap tenang, rileks dan istirahat karena tidak perlu bed rest di rumah sakit. Yang saya lakukan adalah pada saat saat tertentu saya sengaja diam, menenangkan pikiran dan memusatkan pikiran seolah olah megalirkan energi ke bagian tangan yang patah. Begitu juga di saat saat menjelang sholat, saat mengambil air wudhu saya sengaja membasuh/mengelap perban pada bagian tangan yang patah sambil berdoa meminta kepada Alloh agar tangan segera disembuhkan seperti kondisi semula. Sambil memnta kepadaNya pikiran sengaja dipusatkan ke bagian tangan yang cedera patah.

Hasilnya diluar dugaan sekitar dua minggu kemudian saat mencoba memeriksakan diri ke Dokter spesialis tulang (Orthopedist) saya ditanya kapan kejadiannya, saya bilang dua minggu lalu. Dokter tanya dua minggu kecelakaan kok baru periksa sekarang, kemana aja kamu, ke dukun ya? tanya Dokter. Saya jawab enggk diok, karena memangfaktanya saya tidak ke dukun sama sekali. Pada saat melihat foto rontgen awal (foto pertama) dokter langsung bilang wah ini harus operasi. Kemudian dokter menyuruh untuk foto rontgen lagi,

Saat memperoleh hasil foto ke dua dan menunggu apa yang dikatakan dokter, saya mulai cemas jangan jangan harus operasi. Ternyata hasilnya diluar dugaan dokter mengatakan sebaliknya, tidak perlu operasi karena tulang sudah menyambung lagi dan baik, hanya perlu ganti perban saja. Sungguh diluar dugaan, biasanya patah tulang menunggu waktu sampai 1 bulan, ini hanya perlu 2 minggu.

Kembali ke soal buku tadi yang mengatakan bahwa degan memusatkan pikiran bisa membantu kita untuk mengatasi berbagai masalah sakit termasuk tulang sekalipun