Artikel Terkait

Wednesday, May 11, 2011

Kisah Malik dan Impian 5 Juta Praktisi Bekam (Hijamah, Kop, Cupping, Cantuk) di Indonesia

Sore kemarin sempat nonton di TV One sebuah kisah keluarga di Sulawesi atau Ambon (lupa), sebuah kisah yang mencengangkan jika ditilik dari getolnya DPR dalam membangun sebuah gedung yang menghabiskan dana Milliaran rupiah. Kisah seorang keluarga dengan anak yang bernama Malik kelas 6 SD yang terpaksa harus berhenti sekolah karena mengambil alih tugas ibunya, mulai memasak, mengambil air, merawat adhek dan bapaknya sekaligus yang sedang lumpuh karena Stroke.

Setiap hari harus menyuapi adhek dan bapaknya, sebuah pekerjaan yang tidak lazim dikerjakan oleh anak seusia Malik sekarang ini. Sementara ibunya mengambil alih tugas suaminya (bapaknya Malik) dengan berjualan durian dari pagi sampai malam. Karena terpaksa harus mengambil alih tugas ibu itulah akhirnya Malik harus merelakan melepas cita citanya menjadi tentara dan harus berhenti sekolah, padahal sudah tinggal ujian akhir.

Lantas apa hubungan dengan Impian 5 Juta Praktisi Bekam (Hijamah, Kop, Cupping, Cantuk) di Indonesia? Setidaknya saya punya impian agar di Indonesia ini tercipta setidaknya 5 juta praktisi Bekam (Hijamah, Kop, Cupping, Cantuk), dengan begitu akan sangat membantu menyehatkan masyarakat Indonesia, terutama yang tidak mampu.

Kenapa sampai sedemikian yakinnya bermimpi begitu tinggi? Ya, karena Bekam (Hijamah, Kop, Cupping, Cantuk) sangat mudah dipelajari dan diamalkan, tidak perlu sekolah terlalu lama, tanpa perlu gelar, tanpa perlu biaya besar untuk menguasai ilmu Bekam (Hijamah, Kop, Cupping, Cantuk), sangat mudah diajarkan dan ditularkan ilmunya ke orang lain dan potensi sumberdaya manusia sudah tersedia. Tinggal pelaksanaannya saja.

Bayangkan tak terhitung lagi jumlah pesantren di Jawa Timur, baik yang tradisional (Salaf) dan Pesantren Modern yang santrinya berasal dari seluruh pelosok negeri ini. Yang perlu kita lakukan hanyalah memperkenalkan dan mengajarkan ilmu Bekam (Hijamah, Kop, Cupping, Cantuk) ini di pesantren, sekolah Islam dan Majelis Taklim, sudah bisa dibayangkan berapa ribu/juta praktisi Bekam (Hijamah, Kop, Cupping, Cantuk) baru yang bisa dihasilkan setiap tahunnya, sesuai jumlah santri yang dicetak setiap tahun, padahal ilmu Bekam (Hijamah, Kop, Cupping, Cantuk) ini bisa diajarkan hanya dalam waktu satu hari saja. Belum lagi jika santri tersebut diberi tugas untuk mengajarkan ke orang sekitarnya di kampung halamannya kelak setelah pulang dari pesantren.

Singkatnya semakin banyak praktisi Bekam (Hijamah, Kop, Cupping, Cantuk), maka penderita sakit seperti ayah Malik yang tidak mampu tadi bisa dengan mudah mendapatkan pertolongan, mengingat aplikasi/penggunaan Bekam (Hijamah, Kop, Cupping, Cantuk) untuk kesehatan sangat luas (untuk beragam penyakit). Jika orang tuanya sehat otomatis anaknya akan mendapatkan kehidupan yang layak sebagaimana anak pada umumnya, dan tidak perlu harus kehilangan masa kecilnya.

Belum lagi jika kita pikirkan lebih jauh lagi besarnya anggaran kesehatan pemerintah yang bisa dihemat dan dialihkan untuk dana pendidikan jika banyak rakyat Indonesia yang sehat. Untuk itu mulai sekarang ayo kita galakkan lagi kegiatan belajar dan mengajarkan ilmu Bekam (Hijamah, Kop, Cupping, Cantuk) ini demi membantu sesama. Kita Ciptakan 5 juta praktisi Bekam (Hijamah, Kop, Cupping, Cantuk) di Indonesia shareonline seriale

No comments:

Post a Comment